MAJALAH TNC

Ini Pembunuhan Berencana!" Tim Pengacara Marwan Iswandi Soroti Kasus Tewasnya Warga di Kalimantan Barat


 
TRANSFORMASINUSA.COM | Subang, 12 Januari 2025 - Tim pengacara  Mayor Purn TNI CHK Marwan Iswandi, S.H., M.H.,  bersama  keluarga  korban  mendatangi  kediaman  Gubernur  Jawa  Barat,  Dedi  Mulyadi,  di  Galuh  Pakuan,  Subang,  untuk  melaporkan  kasus  kematian  tragis  yang  terjadi  di  Dusun  Mendau,  Desa  Nanga  Tayap,  Kecamatan  Nanga  Tayap,  Kabupaten  Ketapang,  Kalimantan  Barat,  pada  tahun  2023.  Korban,  yang  merupakan  klien  Marwan  Iswandi,  ditembak  oleh  oknum  polisi  berinisial  Briptu.  A.  setelah  terjadi  cekcok  dengan  sekelompok  preman  yang  diduga  membekingi  pengusaha  berinisial  A.
 
Dalam  wawancara  eksklusif  dengan  tim  media,  Marwan  Iswandi  menjelaskan  kronologi  kejadian  dan  mengungkapkan  keprihatinan  mendalam  atas  proses  hukum  yang  tidak  transparan  dan  tidak  adil.
 
"Kami  datang  ke  sini  bukan  untuk  berkunjung,  tetapi  untuk  melaporkan  kasus  kematian  yang  menimpa  klien  kami,"  tegas  Marwan  Iswandi.  "Keluarga  korban  merasa  kecewa  dengan  proses  hukum  di  Kalimantan  Barat  dan  lebih  percaya  kepada  kebijaksanaan  Pak  Dedi  Mulyadi  dalam  mencari  keadilan."
 
Marwan  Iswandi  menjelaskan  bahwa  kasus  ini  bermula  dari  konflik  lahan  antara  kliennya  dengan  pengusaha  berinisial  A.  Kliennya  mencoba  mencari  jalan  damai  dengan  bertemu  pengusaha  tersebut,  namun  tidak  ditemui.  Ketika  kliennya  menemukan  alat  berat  milik  pengusaha  tersebut  dan  memindahkannya  untuk  mempermudah  komunikasi,  sekelompok  preman  datang  dan  terjadilah  cekcok.
 
"Yang  datang  bukan  polisi  yang  siap  menjalankan  tugas  penyelidikan,  tetapi  preman  yang  diduga  dibekingi  oknum  polisi.  Mereka  datang  dengan  senjata  laras  panjang  dan  menembaki  klien  kami  hingga  meninggal,"  papar  Marwan  Iswandi.
 
Marwan  Iswandi  mengungkapkan  bahwa  keluarga  korban  telah  melaporkan  kasus  ini  ke  polisi,  namun  proses  hukum  tidak  berjalan  secara  transparan.  "Laporan  yang  dibuat  adalah  laporan  model  A,  yang  menyatakan  bahwa  oknum  polisi  tersebut  berada  dalam  rangka  membela  diri.  Padahal  kedatangan  mereka  tidak  berlandaskan  surat  tugas  dan  tidak  seharusnya  melakukan  tindakan  kekerasan  seperti  itu,"  jelas  Marwan  Iswandi.
 
Tim  pengacara  menilai  bahwa  kasus  ini  merupakan  pembunuhan  berencana.  "Ini  jelas  pembunuhan  berencana.  Bagaimana  mungkin  satu  orang  melawan  delapan  orang  dan  dianggap  membela  diri?  Ini  ada  unsur  kesengajaan  yang  dilakukan  oleh  pengusaha  tersebut,"  ungkap  Bambang,  anggota  tim  pengacara.
 
Marwan  Iswandi  menambahkan,  "Kejadian  ini  disaksikan  oleh  anak  korban

[RED]TIM REDAKSI

0 Komentar

Advertisement
Advertisement
Advertisement
© Copyright 2022 - LIPUTAN TNC